Oleh: Ameera Bilqis Adzkiyah Kelas 6 Shofiyah binti Huyay
Terdapat suatu kota yang bernama kota Babilonia yang dipimpin oleh Raja Namrud. Di kota itu, penduduknya menyembah patung berhala dan menganggap patung itu tuhan mereka. Pada suatu hari, penasehat kerajaan meramal bahwa suatu saat nanti ada seorang anak laki-laki yang akan membawa agama baru dan menghancurkan kepemimpinan Raja Namrud, dan pada hari itu juga Raja Namrud menyuruh pengawalnya untuk membunuh bayi laki-laki yang baru saja lahir.
Keputusan Raja Namrud membuat Azar khawatir akan istrinya yang tengah mengandung. Akhirnya Azar memutuskan untuk menyuruh istrinya tinggal di suatu gua yang jauh dari kota Babilonia.
Setelah Nabi Ibrahim lahir, Nabi Ibrahim tumbuh menjadi anak lelaki yang cerdas dan ia berfikir siapakah Tuhannya? Lalu Nabi Ibrahim kecil bertanya kepada sang Ibu, siapakah Tuhannya? Lalu sang Ibu menjawab kalau ialah Tuhannya.
“Lalu siapakakah Tuhan ibu?” tanya Ibrahim lagi,
“Tuhannya Ibu adalah Ayah” jawab ibunya.
“Lalu siapakah Tuhan Ayah?” Ibrahim bertanya lagi.
“Tuhan Ayah adalah Raja Namrud,” Ibunya menjawab.
“Lalu siapa Tuhannya Namrud?”
Ibunya pun tidak menjawab lagi, membuat Nabi Ibrahim berfikir siapakah Tuhannya?
Setelah Nabi Ibrahim tumbuh menjadi dewasa, Nabi Ibrahim pun berdakwah kepada penduduk Babilonia. Nabi Ibrahim menyuruh mereka menyembah Allah dan meninggalkan patung-patung mereka. Namun hati dan pikiran mereka tertutup yang membuat mereka tidak menghiraukan perkataan Nabi Ibrahim dan mengatakan Nabi Ibrahim gila. Karena perintahnya tidak dihiraukan oleh penduduk Babilonia, Nabi Ibrahim akhirnya memutuskan untuk menghancurkan patung-patung mereka menyisakan satu patung yang besar untuk menaruh kapak yang di buat untuk menghancurkan patung-patung tersebut. Keesokan harinya penduduk Babilonia yang mengetahui bahwa nabi Ibrahim yang menghancurkan patung-patung tersebut dan melaporkan kepada Raja Namrud. Akhirnya Nabi dibakar dan selamat karena perlindungan dari Allah melalui api yang menjadi dingin.