Pemateri: Ustadz Abu Hanif Pattada Lc, MA.
Bulan Ramadhan merupakan bulan dibukakannya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka serta dibelenggunya setan-setan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
Maka sudah sepantasnya bagi setiap muslim yang beriman merasa rindu dengan bulan Ramadhan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Rajab al-Hanbali Rahimahullah,
ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﺑﻔﺘﺢ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻤﺬﻧﺐ ﺑﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ ﻛﻴﻒ ﻻ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺑﻮﻗﺖ ﻳﻐﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺸﺒﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺯﻣﺎﻥ
“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan).”
Ramadhan merupakan bulan yang lebih baik daripada 1000 bulan, dan siapa saja yang terhalang dari malam tersebut, maka sungguh ia berada dalam kerugian yang besar. Sering kita dapati sebagian orang atau bahkan kita sendiri yang mengalami kerugian ketika mendapati bulan Ramadhan. Hal itu disebabkan karena dia tidak meninggalkan dusta dan maksiat ketika berpuasa, terbelenggu dengan syahwat, dan kurangnya persiapan serta ilmu.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
مَن لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ والعَمَلَ بِهِ، فليسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ.
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kedustaan dan tetap melakukan kemaksiatan, maka Allah tidak akan memberikan pahala terhadap rasa lapar dan dahaganya.”
Diantara persiapan menyambut bulan Ramadhan adalah:
- Niat yang tulus dan ikhlas menjalani ketaatan di bulan Ramadhan.
Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 46:
وَلَوْ أَرَادُوا۟ ٱلْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا۟ لَهُۥ عُدَّةً وَلَٰكِن كَرِهَ ٱللَّهُ ٱنۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ ٱقْعُدُوا۟ مَعَ ٱلْقَٰعِدِينَ
Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu”.
Ibadah tanpa disertai niat yang ikhlas karena Allah maka hanya akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri, dan Allah tidak akan menerima amalan tersebut. Maka hendaknya kita perbaharui niat kita setelah itu berdoa kepada Allah agar menguatkan kita beribadah di bulan Ramadhan.
2. Hadirkan keistimewaan bulan Ramadhan dan keistimewaan amalan-amalan di bulan Ramadhan.
Amalan-amalan terbaik di bulan Ramadhan:
- Puasa
Allah mengkhususkan puasa sebagai “untuk-Ku” sebagaimana dalam Riwayat Bukhari dan Muslim,
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”.
Makna dari kata untuk-Ku :
- Tidak ada orang kafir yang mendekatkan dirinya kepada Tuhan-Nya dengan puasa.
- Puasa adalah amalan yang hanya diketahui oleh Allah dan hamba-Nya, serta puasa tidak terkena riya sebagaimana amalan lainnya terkena riya.
- Qiyamul Ramadhan
Sholat ini dianjurkan dikerjakan berjamaah di masjid-masjid. Dengan catatan imam nya harus tu’maninah, bacaannya sempurna (makrajnya). Adapun jumlah rakaatnya bisa 11 rakaat atau 23 rakaat.
- Amalan Sahur
Banyak keberkahan pada waktu sahur, dan ini merupakan pembeda antara puasa nya orang mukmin dengan ahlul kitab. Nabi ﷺ bersabda,
“perbedaan puasa kita dengan puasa nya ahli kitab adalah makan sahur” [HR. Muslim]
Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.”
- Puasakan lisan, mata, dan pendengaran
Ibnu Qudamah menjelaskan tingkatan orang yang berpuasa:
[1] Tingkatan orang awam yang hanya sebatas menahan perut dan kemaluan saja;
[2] Tingkatan puasa khusus yaitu juga menahan pandangan lisan, penglihatan dan semua anggota badan dari perbuatan dosa;
[3] Tingkatan puasa yang lebih khusus menahan diri dari keinginan-keinginan yang jelek yang dapat menjauhkan dari Allah.
- Pelajari pembatal-pembatal puasa
Orang-orang yang dibolehkan tidak berpuasa:
- Musafir
- Orang yang sakit parah dan kecil peluangnya untuk sembuh
- Wanita haid, nifas, dan menyusui
- Orang tua yang sudah renta
- Makanan berbuka puasa yang disukai Nabi ﷺ
Kurma basah dan air putih
- Tata cara berbuka puasa
- ucapkan bismillah
- minum dua sampai tiga teguk
- baca doa berbuka puasa yang shahih, yaitu
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah”
Artinya: “Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki” (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357]
- Sunnah beri’tikaf di masjid
- Melaksanakan umroh
Rasulullah ﷺ bersabda,
“sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR, Muslim no. 1256)
sumber:
https://muslim.or.id/29974-muslim-harus-bergembira-menyambut-ramadhan.html
https://muslimah.or.id/7450-setan-dibelenggu-di-bulan-ramadhan-mengapa-masih-ada-maksiat.html