Banyak anak-anak muda yang saat ini dilemahkan dengan kata-kata toxic. Tidak hanya melemahkan mental, namun kata-kata tersebut membuat kemunduran emosi, dan menghilangkan semangat dalam berjuang. Ironisnya, banyak motivator dan influencer yang membuat standar tertentu dalam segala hal, sehinggal millennial yang tidak dapat mengikuti standar tersebut menjadi tertekan dan insecure. Menurut Prof. Rhenald Kasali seorang praktisi bisnis dan guru besar fakultas ekonomi UI, ada 10 toxic words yang meracuni anak muda.
- Cuan
Cuan berhasil dari kata hokian yang artinya profit/hasil. Tetapi, jika yang dibicarakan oleh suatu bangsa hanya uang uang dan uang, maka kita akan mengabaikan pondasi. Apa itu pondasi dalam suatu bangsa? Pendidikan, seni, pengalaman, kehormatan, network. Pepatah dalam Bahasa inggris mengatakan “Penny Wise Pound Stupid” yang artinya “anda begitu perhitungan dan terus menerus bicara tentang uang, akibatnya anda tidak berhasil mengejar power, yang sejatinya itu lebih besar nilainya daripada uang.” Ingatlah orang bijak selalu menaruh uang di kepala, tetapi tidak di hati.
2. Quarter life crisis
Banyak anak muda yang mengalami Early Adulhood Crisis. Yaitu mereka yang usianya 18-25 tahun yang merasa tertinggal dengan teman-temannya. Baik itu dalam hal pekerjaan, keuangan, pernikahan. Akibatnya mereka putus asa dan memiliki self esteem yang rendah. Di usia 18-30 tahun semua orang mengalami periode eksplorasi.
3. Insecure
Perasaan cemas dan kurang percaya diri karena merasa tidak sesuai dengan harapan orang-orang disekitarnya. Padahal setiap orang punya hambatan yang berbeda. Insecurity ini berkaitan dengan uang, pernikahan, anak, pekerjaan. Efek dari insecure ini bisa membuat orang menjadi rendah diri dan suka pamer. Sebab dengan hal itu mereka berharap akan lebih mudah diterima. Insecurity kills all that is beautiful. Insecurity lah yang telah memisahkan kita dengan mimpi kita.
4. Passion
Seringkali orang lupa, bahwa passion bukan semata-mata mengerjakan sesuatu yang kita suka, tetapi mencintai fase sulit dengan ketenangan.
5. Hustle culture
Buru-buru dalam pencapaian, sehingga hidup seperti dikejar-kejar. Kaum muda sekarang memang hidup di zaman dimana mereka dikejar-kejar oleh teknologi. Kita bisa mengerjakan beragam aktivitas sekaligus. Ini penyebab anak muda sekarang sering keletihan dan under pressure. Di beberapa negara eropa seperti Perancis, masyarakat lebih senang bekerja dibawah 40 jam per-minggu. Dan Ketika undang-undang perburuhan diubah agar bekerja lebih banyak, maka demo besarpun terjadi di Perancis.
Ada yang sesuai dan ada yang pengalaman juga.
Bagus banget
I like artikel nya
👍