Para ulama klasik sangat perhatian terhadap masalah adab dan akhlak, bahkan mereka mengarahkan murid-muridnya untuk beradab sebelum menggeluti bidang ilmu tertentu.
Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Ilmu adalah hal termewah, dan hanya bisa didapatkan dengan cara yang elegan. Diantara adab-adab yang harus dimiliki oleh penuntut ilmu:
- Membersihkan hati dan niat dari segala bentuk penyakit-penyakit hati. Contoh penyakit hati ; sombong, tidak ikhlas, riya, ujub, hasad, kebencian. Contoh kasus ini adalah kisah Abdullah bin Ubay bin Salul yang bermajelis dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam namun tidak mendapatkan manfaat sama sekali. Karena dia awali dengan hasad kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Penutut ilmu harus memiliki konsep selalu mendekat kepada Allah, selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah dan aktivitas mereka. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 191:
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Imam Bukhari sebelum mencantumkan hadits di hadits Bukhari, beliau istikharah terlebih dahulu. Siapa diantara kita yang ketika tertimpa masalah, yang pertama kali kita hubungi adalah Allah? Yang membuat ilmu kita tidak berkah adalah kita bertawakal kepada manusia.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan:
وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته
“Dahulu para salaf meminta kepada Allah dalam shalatnya, semua kebutuhannya sampai-sampai garam untuk adonannya dan tali kekang untuk kambingnya” (Jami’ Al Ulum wal Hikam, 1/225).
Sumber: https://muslim.or.id/21107-pelajarilah-dahulu-adab-dan-akhlak.html
Sumber: https://muslim.or.id/39644-mintalah-kepada-allah-sampai-perkara-remeh-sekalipun.html