Read Aloud: Strategi Efektif Meningkatkan Literasi Anak di Perpustakaan

Kunjungan, 13 Oktober 2025

Pendidikan adalah hal yang sangat krusial bagi semua orang. Dengan memiliki pengetahuan serta pandangan yang luas, setiap orang bisa meraih keberhasilan dalam hidup mereka. Di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi yang cepat, perkembangan terjadi bagaikan roda yang bergerak cepat. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sebaiknya didorong untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bahasa yang diperlukan dan menyeluruh. Salah satu cara untuk melatih keterampilan berbahasa adalah dengan membaca. Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa sangatlah penting karena kita memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dan mengungkapkan ide-ide yang ada di benak kita.

Salah satu keterampilan yang harus dikuasai adalah membaca, di mana terdapat sebuah pepatah yang menyatakan “Membaca adalah jendela dunia”. Makna dari ungkapan tersebut mencerminkan pentingnya aktivitas membaca bagi generasi muda saat ini. Dengan bertambahnya jumlah buku yang kita baca, pengetahuan yang kita miliki akan semakin luas (Nasution & Hidayah, 2019).

Dengan membaca, kita dapat memperoleh informasi dari teks yang kita baca, tidak hanya dari ucapan atau ajaran guru. Membaca adalah salah satu kunci untuk mencapai sukses dalam belajar. Ketika kita membaca, proses belajar akan lebih lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan menjadi lebih mudah. Jika membaca adalah jalan menuju keberhasilan, maka kegiatan ini merupakan cara utama untuk meningkatkan minat baca. Penting bagi siswa untuk memiliki semangat membaca. Siswa akan membaca apabila mereka merasa tertarik untuk melakukannya.

Kunjungan, 15 Agustus 2025

Masalah yang muncul akibat kurangnya minat baca di kalangan siswa dapat mengganggu proses pembelajaran. Namun, dalam kenyataan, kurangnya minat baca menyebabkan pemahaman bacaan yang rendah. Berdasarkan penelitian tahun 2016 oleh Organization for Economic Co-operation and Development [OECD] dalam Program for International School Assessment (PISA), kemampuan membaca siswa Indonesia yang berusia 15 tahun berada di peringkat ke-64. Negara ini memperoleh skor 397, di bawah rata-rata OECD yang mencapai 496. Selain itu, Rosidi (2008) mencatat bahwa anak-anak Indonesia hanya membaca 27 halaman buku dalam sehari, dan 5 halaman dalam 15 hari. Siswa seharusnya didorong untuk terlibat lebih dalam kegiatan membaca di program-program tertentu, bukan hanya pada mata pelajaran yang spesifik.

Pengetahuan umum tidak dapat dipisahkan dari aktivitas membaca. Sebab dengan membaca, informasi yang kita terima akan tersimpan dalam otak dan lebih mudah dipahami. Membaca itu seperti belajar berhitung, tanpa latihan yang cukup, hal tersebut akan sulit. Diperlukan dorongan dari diri sendiri dan dukungan orang tua untuk membantu anak-anak dalam membaca cerita, buku, dan literatur lainnya. Menurut data dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), tingkat minat baca masyarakat Indonesia mencapai 63,9 % pada tahun 2022. Angka ini meningkat 7,4% dari tahun sebelumnya, yang berada di angka 59,52. Angka ini sudah tergolong tinggi. Mendorong minat baca di kalangan siswa sangat penting untuk dilatih sejak usia dini agar siap menghadapi pelajaran di sekolah. Minat baca muncul dari keinginan untuk memotivasi diri sendiri (Kamila & Ritonga, 2021). Pendapat lain menyatakan (Nasution & Hidayah, 2019) bahwa minat baca adalah keinginan yang kuat untuk membaca buku. Oleh karena itu, untuk membangkitkan minat baca, setiap individu harus memiliki niat untuk melakukannya.

Membaca buku membawa bermacam manfaat, termasuk peningakatan hasil belajar siswa dan pendorong bagi prestasi akademik mereka. Ketika anak-anak memasuki dunia pendidikan, kemampuan membaca menjadi keterampilan dasar yang harus dikuasai. Dukungan dari orang tua dan pendidik sangat penting dalam proses pengajaran membaca, sebab apabila anak sudah terampil membaca, orang tua tidak perlu khawatir mengenai prestasi akademis mereka di sekolah. Anak-anak akan termotivasi untuk membaca beragam buku dan terus mengeksplorasi pengetahuan baru di dalamnya. Semakin mereka menyukai membaca, semakin santai pula mereka dalam menjalani aktivitas tersebut.

Samsu Somadayo (2011:4) menjelaskan bahwa membaca merupakan aktivitas interaktif yang bertujuan untuk memilih serta memahami tujuan dan makna yang terkandung dalam dokumen tertulis. Sementara itu, Farida Rahim (2008:3) menambahkan bahwa definisi membaca mandiri mencakup:(1) membaca adalah sebuah proses, (2) tindakan membaca bersifat strategis, (3) membaca dilakukan secara interaktif.

Haris dan Sipay (dalam Rahim 2005:124) berpendapat bahwa membaca dengan lantang memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan anak dalam berbagai aspek. Pertama, cara membaca keras memberikan guru cara yang cepat dan mudah untuk menilai kemajuan serta keterampilan membaca, khususnya dalam memahami kata-kata dan frasa, serta mengidentifikasi kebutuhan pengajaran yang lebih spesifik. Kedua, bacaan yang disampaikan dengan suara keras memungkinkan pembaca dan pendengar untuk berlatih komunikasi verbal guna meningkatkan kemampuan mendengarkan saat bacaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Perpusnas telah melakukan promosi dan pelatihan read aloud untuk untuk mendukung Kampanye Read Me a Book. Pada acara World Read Aloud Day 2022 yang diadakan di teater Perpustakaan Nasional pada tanggal 2 Februari 2022. Roosie Setiawan, Pembina Read Aloud Indonesia, mengungkapkan bahwa kegiatan read aloud dapat meningkatkan keterampilan mendengar dan memahami, memperkaya kosa kata, mendorong anak berbicara, dan pada akhirnya membantu mereka belajar membaca dan menulis.

Sebagai langkah tindak lanjut dari pelatihan itu, para penggiat literasi di lingkungan sekolah mulai aktif mengadakan kegiatan read aloud untuk menarik perhatian siswa terhadap buku dan menghidupkan kembali perpustakaan sekolah. Beberapa guru mengajak beberapa siswa untuk bergabung dalam kegiatan read aloud yang diadakan di perpustakaan. Pustakawan berperan dalam memilih materi bacaan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak. Bacaan yang disampaikan tidak selalu berbentuk buku cetak, tetapi juga dapat berupa e-book atau buku digital

Dengan tersedianya berbagai bahan bacaan dari sumber yang berbeda, hal ini akan memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa yang mendengarkan. Diawal mungkin hanya beberapa siswa saja yang berpartisipasi, tetapi seiring berjalannya waktu, jumlah mereka dapat meningkat. Dalam hal ini, Pustakawan dapat menjadwalkan sesi untuk setiap kelas dan penanggung jawab yang membacakan buku.

Kegiatan read aloud pada dasarnya melatih murid untuk mendengarkan dan memahami apa yang dibacakan kepada mereka. Ini bisa menumbuhkan rasa ingin tahu dan mendorong mereka untuk menemukan tahu lebih banyak lagi dengan membaca buku lain

Jika minat baca siswa meningkat, bisa dipastikan bahwa perpustakaan sekolah akan menjadi salah satu tempat favorit bagi mereka. Perpustakaan yang biasanya sepi akan menjadi ramai dikunjungi. Buku-buku yang ada di rak perpustakaan tidak lagi sekedar menumpuk tanpa peminat, melainkan menjadi saksi perjalanan anak-anak dalam mengejar ilmu dan berjuang untuk maju.

Kunjungan, 15 Agustus 2025

Mayasari, D. P., & Fathoni, A. (2024). Penerapan Strategi Reading Aloud dalam Menumbuhkan Minat Membaca Siswa di Sekolah Dasar . Didaktika: Jurnal Kependidikan13(1), 803-812. https://doi.org/10.58230/27454312.362
https://www.kompasiana.com/ariadrina7545/68ca65ce34777c1c9b7f85c2/kegiatan-read-aloud-sebagai-upaya-menghidupkan-perpustakaan-sekolah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *