
Tangga 8–9 Oktober 2025, Kepala Perpustakaan Arkan Cendekia, Siti Kadarini, SIP., berkesempatan mengikuti Lokakarya Pemutakhiran Akreditasi Perpustakaan yang diselenggarakan di Hotel Tebu, Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh para kepala perpustakaan, pustakawan dari berbagai daerah dan jenjang lembaga pendidikan. Selain itu dihadiri juga oleh para asesor dari Dinas Pendidikan dan Dinas Kearsipan dari beberapa kabupaten yang ada di Jawa Barat. Acara ini bertujuan memperbarui pemahaman kami tentang instrumen akreditasi perpustakaan yang kini terus berkembang sesuai tuntutan zaman.
Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Direktur Standardisasi dan Akreditasi, Made Ayu Wirayati. Kemudian dilanjut materi oleh para narasumber dari pustakawan ahli Perpustakaan Nasional dan Praktisi serta Tim Penyusun Instrumen Akreditasi.

Desi Mardianingsih- Pustakawan Ahli Madya Perpusnas RI, Arif Fadilah, S.S.M.S.i dan Muhammad Ihsanudin, M.Hum sebagai narasumber yang membagikan banyak wawasan berharga tentang pentingnya menjaga mutu layanan, manajemen koleksi, serta bukti fisik dan dokumen yang menjadi bagian dari proses akreditasi. Bukan sekadar memenuhi administrasi, akreditasi ternyata adalah cerminan kualitas layanan perpustakaan dan sejauh mana perpustakaan mampu mendukung kegiatan literasi di sekolah.
Dari kegiatan ini, para asesi (lembaga peserta akreditasi) belajar bahwa perpustakaan yang terakreditasi baik bukan hanya tanggung jawab pustakawan/pengelolanya semata, melainkan hasil kerja sama seluruh komponen sekolah. Dukungan dari kepala sekolah, guru, dan siswa sangat berpengaruh dalam membangun budaya literasi dan memastikan keberlanjutan program perpustakaan.
Melalui lokakarya ini pula, kita semakin menyadari bahwa perpustakaan memiliki peran strategis dalam menciptakan ekosistem belajar yang berkualitas. Ketika perpustakaan dikelola secara profesional dan berorientasi pada mutu, maka manfaatnya akan kembali kepada seluruh warga sekolah.
Kita berharap kegiatan ini menjadi pemantik semangat bagi sekolah untuk terus mendukung proses akreditasi perpustakaan. Dukungan tersebut bisa dimulai dari hal sederhana—seperti memperkuat kolaborasi antar guru dan pustakawan, memperbarui koleksi buku yang relevan, serta menghidupkan kegiatan literasi di lingkungan sekolah.

Mengikuti lokakarya ini bukan hanya menambah pengetahuan tentang teknis akreditasi, tetapi juga memperkuat keyakinan bahwa perpustakaan yang baik adalah fondasi dari sekolah yang maju. Semoga langkah kecil ini menjadi bagian dari upaya besar kita semua untuk menjadikan perpustakaan sekolah sebagai pusat pembelajaran yang inspiratif dan bermutu.

Pada sesi terakhir, narasumber memberikan pengarahan sekaligus hasil analisis dari pengisian instrument akreditasi yang telah dilakukan oleh para asesi dan beberapa hal yang menjadi evaluasi agar lembaga bisa mempersiapkan bukti fisik yang mendukung komponen penilaian akreditasi.